
SUARA GEMILANG NUSANTARA
Sarolangun – Saat Indonesia merayakan kemerdekaan ke-80, warga Dusun Sungai Tekuyung, Desa Mansao, dan Desa Ranggo justru merayakannya dengan rasa getir. Jalan utama penghubung kedua desa rusak parah, penuh lumpur, dan tergenang air, membuat aktivitas sehari-hari tersendat.
“Katanya merdeka, tapi kami belum bebas dari jalan rusak. Ekonomi terhambat, anak sekolah pun kesulitan,” sindir Kusman, warga Desa Mansao, Kamis (14/8).
Pantauan di lokasi, jalur tanah merah dengan bekas roda yang dalam dan kubangan air membentang sepanjang jalan. Setiap hujan turun, jalur ini berubah menjadi lumpur licin yang rawan bagi kendaraan roda dua maupun roda empat.
Warga mengaku sudah lelah menunggu janji perbaikan. “Kami juga berhak merasakan kemerdekaan seperti daerah lain. Tolong kepada pemangku jabatan di kabupaten, turun dan lihat sendiri penderitaan kami,” tegas Kusman.
Hingga berita ini diterbitkan, Pemkab Sarolangun belum mengumumkan langkah konkret terkait perbaikan akses vital ini. Sementara itu, warga hanya bisa berharap momentum kemerdekaan ini membuka mata pemerintah bahwa kemerdekaan juga berarti bebas dari terisolasi.
(Yogi)